Dalam suatu riset terhadap sel manusia dan binatang, para ahli di Universitas Stanford menemukan, nikotin ternyata dapat merangsang pembentukan pembuluh darah baru — suatu proses yang dipercaya dapat membantu tumor dan plak pada arteri tumbuh dan berkembang. Peneliti melakukan publikasi atas temuannya dalam Jurnal Nature Medicine edisi Juli.
Peneliti juga menyarankan, nicotine-replacemen t therapy atau terapi penggantian nikotin sebaiknya tetap hanya dijadikan sebagai tindakan jangka pendek dalam menghentikan kebiasaan merokok –dan bukannya terapi jangka panjang untuk mengobati kecanduan nikotin.
Rokok dan Kanker Kulit Iwan S. Handoko menulis di Satumed: rokok dan kanker kulit rupanya sudah menjadi karib yang tidak terpisahkan. Ini merupakan hasil temuan dari para peneliti Belanda. Para perokok memiliki kemungkinan 3,3 kali lebih besar untuk mengidap karsinoma sel skuamosa dibandingkan mereka yang tidak merokok. Menghisap 21 batang rokok atau lebih per hari meningkatkan risiko penyakit tersebut empat kali lipat.
Mungkin terdengar aneh hubungan diantara keduanya. Kanker kulit biasanya dihubungkan dengan paparan sinar matahari, sedangkan rokok dihubungkan dengan gangguan di saluran pernafasan. Rokok memang luar biasa. Ia sudah dihubungkan dengan berbagai macam kanker bagian tubuh lainnya. Tapi ini merupakan penelitian pertama yang menghitung besarnya risiko substansial bagi kebiasaan merokok.
Dr. Jan Nico Bouwes Bavinck, beserta timnya dari Leiden University, membandingkan kehidupan 580 pasien dengan berbagai jenis kanker kulit yang berbeda dan 386 orang tanpa kanker kulit. Mereka mendapatkan rokok terkait dengan karsinoma sel skuamosa tapi tidak terkait dengan karsinoma sel basal dan melanoma. Penemuan ini dilaporkan dalam Journal of Clinical Oncology.
Para mantan perokok memiliki kemungkinan 1,9 kali lebih besar untuk menderita karsinoma sel skuamosa dibandingkan mereka yang bukan perokok. Mereka yang menghisap satu hingga sepuluh batang rokok per hari mengalami peningkatan risiko 2,4 kali, sedangkan menghisap 11 hingga 20 batang rokok per hari meningkatkan risiko tersebut hingga tiga kali lipat. Para penghisap pipa juga mengalami peningkatan risiko, namun para perokok cerutu tidak.
Indonesia Ketinggalan 30 Tahun Dibanding dengan Singapura, Indonesia ketinggalan 30 tahun dalam hal regulasi (peraturan) rokok. Di Singapura, iklan rokok dilarang sama sekali. Kawasan tanpa rokok diterapkan ketat. Myanmar negara yang konsumsi tembakaunya paling rendah di antara negara anggota WHO di Asia Timur Selatan, melakukan peraturan ketat berupa pajak tinggi, 150 persen untuk tembakau dan 300 persen untuk rokok. Indonesia hanya 70 persen.
Batas Aman Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.
TIDAK ADA BATAS AMAN BAGI ORANG YANG TERPAPAR ASAP ROKOK
***
Perokok PasifAda dua macam asap rokok yang mengganggu kesehatan: 1] Asap utama (mainstream) , adalah asap yang dihisap oleh si perokok; 2] Asap sampingan (sidestream) , adalah asap yang merupakan pembakaran dari ujung rokok, kemudian menyebar ke udara.
Asap sampingan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, karena tidak melalui proses penyaringan yang cukup. Dengan demikian pengisap asap sampingan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan kesehatan akibat rokok.Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan (di samping asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok).
Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Bagi anak-anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok.
Setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif per tahun di US.Mungkinkah ada upaya hukum untuk menuntut perokok ?Rokok di SurgaKonon ada seorang kyai yang hobi merokok. Karena kasih sayang Tuhan, dia dimasukkan ke surga. Di surga, pak kyai masih resah. Kemudian dia memanggil malaikat: "Oom Malaikat yang baik, kalau di surga saya boleh minta apa aja, saya boleh minta rokok?" Malaikat langsung menyediakan rokok berbagai cita rasa. Sang kyai dengan suka cita membuka kemasannya, meraba-raba, menciuminya, mengambil rokok sebatang, lalu …
"Oom Malaikat, apinya gimana?"
Dan kata malaikat, "Apinya ada di neraka."
Pak Kyai langsung beristighfar.
Diolah dari berbagai sumber.