Kenikmatan Merokok
Racun pada Rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen, 200 di antaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
Efek Racun
Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko (dibanding yang tidak mengisap asap rokok): 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan, 4x menderita kanker esophagus, 2x kanker kandung kemih, 2x serangan jantung. Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta
tekanan darah tinggi.
Racun Alkenilbenzena pada Rokok
Bukan hanya nikotin, zat kimia yang dipakai sebagai aroma pada rokok, juga berbahaya bagi perokok dan tentunya yang mencium aroma tersebut. Jurnal Agricultural & Food Chemistri melaporkab bahwa zat kimia bernama alkenylbenzenes itu ternyata mengandung racun. Disebutkan, bahwa resiko kanker dan kerusakan saluran pernafasan akan muncul bila secara terus menerus, dalam waktu yang lama, menghirup zat alkenylbenzenes secara langsung atau pun tidak.
Sementara itu menurut The National Academy of Science, sebenarnya aroma yang mengandung alkenylbenzenes itu aman bagi tubuh manusia. Karena nantinya saat berada di dalam tubuh zat tersebut akan dinetralisir di dalam hati. Namun, jika dihisap, maka zat tersebut akan langsung masuk di saluran pernapasan. Dan menyebar ke seluruh tubuh manusia sebelum hati mampu menetralisirnya.
Rokok dan Kehamilan
Perlu diingat bahwa setiap hisapan rokok anda akan mengakibatkan penderitaan pada calon bayi anda. Berdasarkan penelitian, 1 dari 3 wanita yang merokok lebih dari 20 batang sehari melahirkan bayi dengan berat badan kurang. Juga resiko kelahiran prematur meningkat, yaitu rata-rata dua kali lipat dari wanita bukan perokok. Lebih dari itu resiko keguguran pada usia kehamilan antara minggu ke 28 sampai 1 minggu sebelum persalinan empat kali lebih tinggi dari yang bukan perokok. Belum lagi peningkatan resiko terjadi pendarahan dan sebagainya
Rokok Mempercepat Ketuaan
Asap rokok ternyata bisa membuat perokok jadi cepat tua. Paling tidak, begitulah diungkapkan ahli penyakit kulit dan kelamin RSUP Dr M Jamil Padang, Dr Sri L Wihardi di Padang. Asap rokok secara langsung bisa merusak sel-sel saluran pernafasan. Oksidan yang terinhalasi terlalu
banyak, tidak dapat dinetralkan lagi oleh sistem antioksidan. Selanjutnya oksidan rokok akan merangsang sel-sel paru untuk mengeluarkan oksidan dan eleatase. Menurut dia, eleatase dapat merusak jaringan paru-paru, tetapi dapat dinetralkan lagi oleh AI-AT (a1 antitripsin) , namun karena adanya oksidan yang terlalu banyak dari oksidan rokok maka sistem antioksidan tidak efektif lagi. AI-AT yang teroksidasi oleh oksidan, akan merusak sel-sel paru/alveoli. Bronchitis kronis dan emfisema paru sudah terbukti disebabkan adanya peranan asap rokok.
Menurut Sri L Wihardi, di kalangan perokok ditemukan penurunan kadar air dalam lapisan kulit luar, dan lain-lain, sehingga terjadi penurunan estrogen yang menyebabkan kulit menjadi kering dan keriput. Pada perokok juga ditemukan serabut elatin menebal dan terputus-putus sampai ke jaringan halus pada kulit, yang membuat kulit menjadi kendur dan keriput.
Rokok Bikin Jelek
Dr Hendrawan Ndesul menulis soal kecantikan di Kawanku. Bibir Hitam Mula-mula efek ini tidak terasa. Namun makin lama, bibir yang tadinya terlihat merah ranum dan segar, pelan-pelan menjadi ungu kehitam-hitaman. "Perubahan warna ini disebabkan pengaruh suhu. Saat diisap, panas rokok mengenai bibir juga. Makin lama, bibir makin terlihat kehitam-hitaman, " jelas dokter Handrawan Nadesul.
Gigi Jelek Bagaimana pun juga kita tak dapat merokok tanpa melewati mulut. Tar yang terkandung dalam rokok menempel pada gigi kita. Awalnya gigi menjadi kuning. Lama-lama kecokelatan, bahkan kehitaman. Nah biasanya, supaya kembali putih banyak yang suka mengeroknya. Kalau sering dilakukan, maka lapisan email jadi tipis.
Rokok Mendukung Tumor dan Plak Arteri
Kompas memaparkan kembali: Nikotin Percepat Pertumbuhan Pembuluh Darah Baru.
Dalam suatu riset terhadap sel manusia dan binatang, para ahli di Universitas Stanford menemukan, nikotin ternyata dapat merangsang pembentukan pembuluh darah baru — suatu proses yang dipercaya dapat membantu tumor dan plak pada arteri tumbuh dan berkembang. Peneliti melakukan publikasi atas temuannya dalam Jurnal Nature Medicine edisi Juli.
Peneliti juga menyarankan, nicotine-replacemen t therapy atau terapi penggantian nikotin sebaiknya tetap hanya dijadikan sebagai tindakan jangka pendek dalam menghentikan kebiasaan merokok –dan bukannya terapi jangka panjang untuk mengobati kecanduan nikotin.
Rokok dan Kanker Kulit Iwan S. Handoko menulis di Satumed: rokok dan kanker kulit rupanya sudah menjadi karib yang tidak terpisahkan. Ini merupakan hasil temuan dari para peneliti Belanda. Para perokok memiliki kemungkinan 3,3 kali lebih besar untuk mengidap karsinoma sel skuamosa dibandingkan mereka yang tidak merokok. Menghisap 21 batang rokok atau lebih per hari meningkatkan risiko penyakit tersebut empat kali lipat.
Mungkin terdengar aneh hubungan diantara keduanya. Kanker kulit biasanya dihubungkan dengan paparan sinar matahari, sedangkan rokok dihubungkan dengan gangguan di saluran pernafasan. Rokok memang luar biasa. Ia sudah dihubungkan dengan berbagai macam kanker bagian tubuh lainnya. Tapi ini merupakan penelitian pertama yang menghitung besarnya risiko substansial bagi kebiasaan merokok.
Dr. Jan Nico Bouwes Bavinck, beserta timnya dari Leiden University, membandingkan kehidupan 580 pasien dengan berbagai jenis kanker kulit yang berbeda dan 386 orang tanpa kanker kulit. Mereka mendapatkan rokok terkait dengan karsinoma sel skuamosa tapi tidak terkait dengan karsinoma sel basal dan melanoma. Penemuan ini dilaporkan dalam Journal of Clinical Oncology.
Para mantan perokok memiliki kemungkinan 1,9 kali lebih besar untuk menderita karsinoma sel skuamosa dibandingkan mereka yang bukan perokok. Mereka yang menghisap satu hingga sepuluh batang rokok per hari mengalami peningkatan risiko 2,4 kali, sedangkan menghisap 11 hingga 20 batang rokok per hari meningkatkan risiko tersebut hingga tiga kali lipat. Para penghisap pipa juga mengalami peningkatan risiko, namun para perokok cerutu tidak.
Indonesia Ketinggalan 30 Tahun Dibanding dengan Singapura, Indonesia ketinggalan 30 tahun dalam hal regulasi (peraturan) rokok. Di Singapura, iklan rokok dilarang sama sekali. Kawasan tanpa rokok diterapkan ketat. Myanmar negara yang konsumsi tembakaunya paling rendah di antara negara anggota WHO di Asia Timur Selatan, melakukan peraturan ketat berupa pajak tinggi, 150 persen untuk tembakau dan 300 persen untuk rokok. Indonesia hanya 70 persen.
Batas Aman Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.
TIDAK ADA BATAS AMAN BAGI ORANG YANG TERPAPAR ASAP ROKOK
***
Perokok Pasif
Ada dua macam asap rokok yang mengganggu kesehatan: 1] Asap utama (mainstream) , adalah asap yang dihisap oleh si perokok; 2] Asap sampingan (sidestream) , adalah asap yang merupakan pembakaran dari ujung rokok, kemudian menyebar ke udara.
Asap sampingan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, karena tidak melalui proses penyaringan yang cukup. Dengan demikian pengisap asap sampingan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan kesehatan akibat rokok.Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan (di samping asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok).
Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Bagi anak-anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok.
Setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif per tahun di US.
Mungkinkah ada upaya hukum untuk menuntut perokok ?
Rokok di Surga
Konon ada seorang kyai yang hobi merokok. Karena kasih sayang Tuhan, dia dimasukkan ke surga. Di surga, pak kyai masih resah. Kemudian dia memanggil malaikat: "Oom Malaikat yang baik, kalau di surga saya boleh minta apa aja, saya boleh minta rokok?" Malaikat langsung menyediakan rokok berbagai cita rasa. Sang kyai dengan suka cita membuka kemasannya, meraba-raba, menciuminya, mengambil rokok sebatang, lalu …
"Oom Malaikat, apinya gimana?"
Dan kata malaikat, "Apinya ada di neraka."
Pak Kyai langsung beristighfar.
Diolah dari berbagai sumber.
Peneliti juga menyarankan, nicotine-replacemen t therapy atau terapi penggantian nikotin sebaiknya tetap hanya dijadikan sebagai tindakan jangka pendek dalam menghentikan kebiasaan merokok –dan bukannya terapi jangka panjang untuk mengobati kecanduan nikotin.
Rokok dan Kanker Kulit Iwan S. Handoko menulis di Satumed: rokok dan kanker kulit rupanya sudah menjadi karib yang tidak terpisahkan. Ini merupakan hasil temuan dari para peneliti Belanda. Para perokok memiliki kemungkinan 3,3 kali lebih besar untuk mengidap karsinoma sel skuamosa dibandingkan mereka yang tidak merokok. Menghisap 21 batang rokok atau lebih per hari meningkatkan risiko penyakit tersebut empat kali lipat.
Mungkin terdengar aneh hubungan diantara keduanya. Kanker kulit biasanya dihubungkan dengan paparan sinar matahari, sedangkan rokok dihubungkan dengan gangguan di saluran pernafasan. Rokok memang luar biasa. Ia sudah dihubungkan dengan berbagai macam kanker bagian tubuh lainnya. Tapi ini merupakan penelitian pertama yang menghitung besarnya risiko substansial bagi kebiasaan merokok.
Dr. Jan Nico Bouwes Bavinck, beserta timnya dari Leiden University, membandingkan kehidupan 580 pasien dengan berbagai jenis kanker kulit yang berbeda dan 386 orang tanpa kanker kulit. Mereka mendapatkan rokok terkait dengan karsinoma sel skuamosa tapi tidak terkait dengan karsinoma sel basal dan melanoma. Penemuan ini dilaporkan dalam Journal of Clinical Oncology.
Para mantan perokok memiliki kemungkinan 1,9 kali lebih besar untuk menderita karsinoma sel skuamosa dibandingkan mereka yang bukan perokok. Mereka yang menghisap satu hingga sepuluh batang rokok per hari mengalami peningkatan risiko 2,4 kali, sedangkan menghisap 11 hingga 20 batang rokok per hari meningkatkan risiko tersebut hingga tiga kali lipat. Para penghisap pipa juga mengalami peningkatan risiko, namun para perokok cerutu tidak.
Indonesia Ketinggalan 30 Tahun Dibanding dengan Singapura, Indonesia ketinggalan 30 tahun dalam hal regulasi (peraturan) rokok. Di Singapura, iklan rokok dilarang sama sekali. Kawasan tanpa rokok diterapkan ketat. Myanmar negara yang konsumsi tembakaunya paling rendah di antara negara anggota WHO di Asia Timur Selatan, melakukan peraturan ketat berupa pajak tinggi, 150 persen untuk tembakau dan 300 persen untuk rokok. Indonesia hanya 70 persen.
Batas Aman Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.
TIDAK ADA BATAS AMAN BAGI ORANG YANG TERPAPAR ASAP ROKOK
***
Perokok Pasif
Ada dua macam asap rokok yang mengganggu kesehatan: 1] Asap utama (mainstream) , adalah asap yang dihisap oleh si perokok; 2] Asap sampingan (sidestream) , adalah asap yang merupakan pembakaran dari ujung rokok, kemudian menyebar ke udara.
Asap sampingan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, karena tidak melalui proses penyaringan yang cukup. Dengan demikian pengisap asap sampingan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan kesehatan akibat rokok.Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan (di samping asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok).
Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Bagi anak-anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok.
Setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif per tahun di US.
Mungkinkah ada upaya hukum untuk menuntut perokok ?
Rokok di Surga
Konon ada seorang kyai yang hobi merokok. Karena kasih sayang Tuhan, dia dimasukkan ke surga. Di surga, pak kyai masih resah. Kemudian dia memanggil malaikat: "Oom Malaikat yang baik, kalau di surga saya boleh minta apa aja, saya boleh minta rokok?" Malaikat langsung menyediakan rokok berbagai cita rasa. Sang kyai dengan suka cita membuka kemasannya, meraba-raba, menciuminya, mengambil rokok sebatang, lalu …
"Oom Malaikat, apinya gimana?"
Dan kata malaikat, "Apinya ada di neraka."
Pak Kyai langsung beristighfar.
Diolah dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar