Translater

Rabu, 22 Oktober 2008

Bahaya merokok bagi generasi muda

Rokok di Surga

Konon ada seorang kyai yang hobi merokok. Karena kasih sayang Tuhan, dia dimasukkan ke surga. Di surga, pak kyai masih resah. Kemudian dia memanggil malaikat: “Oom Malaikat yang baik, kalau di surga saya boleh minta apa aja, saya boleh minta rokok?” Malaikat langsung menyediakan rokok berbagai cita rasa. Sang kyai dengan suka cita membuka kemasannya, meraba-raba, menciuminya, mengambil rokok sebatang, lalu .....

“Oom Malaikat, apinya gimana?”
Dan kata malaikat, “Apinya ada di neraka.”
Pak Kyai langsung beristighfar.


Sekilas Tentang Merokok

Tulisan ini saya dedikasikan untuk murid-muridku SMK yang selama ini merokok di lingkungan sekolah dengan sembunyi-sembunyi. Sebagai bentuk keprihatinan saya terhadap para generasi muda calon penerus perjuangan Bangsa yang terkontaminasi dengan efek kecanduan dari nikotin. Memang itu semua adalah hak dari masing-masing individu, tetapi saya hanya bisa menyarankan saja, anak-anakku semua generasi muda, jangan kau buang-buang uang sakumu selama ini hanya untuk membeli kenikmatan semu semata dari sebatang rokok. Lebih baik kamu gunakan untuk membeli buku pelajaran atau untuk membeli makanan yang bisa menjadikanmu sehat dan segar dalam menerima pelajaran. Karena jika kamu sudah mengenal dan menghisab rokok sejak dari bangku sekolah, maka sudah berapa banyak nikotin yang menempel diparu-parumu sehingga pada saat kamu mulai membutuhkan dunia kerja, dunia kerja tidak akan membutuhkanmu karena dunia kerja membutuhkan generasi muda yang sehat, kuat, tidak sakit-sakitan. Jelas mereka tidak mau menerima tenaga kerja yang nantinya baru bekerja beberapa tahun tetapi perusahaan sudah menanggung biaya pengobatan dari pekerjanya akibat kondisinya yang kurang sehat.
Dalam menerima pelajaranpun, biasanya pikiran sudah tidak bisa konsentrasi apalagi jika sudah mendekati jam pelajaran terakhir karena mulut sudah pahit ingin segera pulang dan menghisap rokok. Ini adalah efek kecanduan dari rokok. Kalau tidak menghisap rokok seakan-akan ada yang hilang dari fikirannya, sehingga jika waktunya pelajaran fikiran suka melayang kemana-mana, melamun sambil membayangkan nikmatnya merokok. Sehingga fikirannya selalu tertuju pada rokok, rokok dan rokok, bukan ke pelajaran.
Mohon maaf jika tulisan ini terbaca bagi perokok-perokok senior. Saya hanya mengingatkan generasi muda kita saja yang masih muda agar bisa berkonsentrasi untuk masa depannya karena sebagai generasi muda nanti butuh pekerjaan, butuh penghasilan, menikah dan menghidupi keluarga. Generasi muda kita butuh pikiran yang fresh untuk menuju masa depan yang lebih baik bagi dirinya sendiri khususnya, lingkungannya, dan Negara kita Indonesia tercinta ini.


Indonesia Ketinggalan 30 Tahun

Dibanding dengan Singapura, Indonesia ketinggalan 30 tahun dalam hal regulasi (peraturan) rokok. Di Singapura, iklan rokok dilarang sama sekali. Kawasan tanpa rokok diterapkan ketat. Myanmar negara yang konsumsi tembakaunya paling rendah di antara negara anggota WHO di Asia Timur Selatan, melakukan peraturan ketat berupa pajak tinggi, 150 persen untuk tembakau dan 300 persen untuk rokok. Indonesia hanya 70 persen.


Karakter Perokok (maaf ini hanya anekdot saja)

• Perokok rumahnya aman, karena tiap malam ada batuknya.
• Perokok paling dermawan, karena rajin nyumbang ke dokter dan rumah sakit untuk pengobatan paru-paru, jantung, ginjal, dan lain-lain.
• Perokok mengurangi persaingan kerja, karena yang diterima kerja yang sehat saja.
• Perokok tempat mengumpulkan amal bagi orang, karena menyiksa orang dengan asapnya di bis, mikrolet, atau tempat umum lainnya.
• Perokok mempunyai musik seumur hidupnya (karena suara nafas dan batuknya).
• Perokok hidup bebas, karena tidak butuh membaca doa sebelum merokok.
• Perokok membuat suasana bioskop lebih rame. Yang tadinya full-ac, jadi full-asap.

Diolah dari berbagai sumber.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

susah ya untuk berhenti...paling kurangi aja thansk for the info

Anonim mengatakan...

artikel yg bagus nih, salam kenal ya.